Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: Mencintai dengan Cara yang Paling Sunyi

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: Mencintai dengan Cara yang Paling Sunyi*

Aku telah mencintai seorang perempuan, dan dia meninggalkanku. Satu-satunya kesalahanku adalah karena aku terlalu mencintai perempuan itu, dan sialnya aku tidak bisa mencintai yang lain lagi.” (Hal. 15)

NOVEL Cinta Tak Pernah Tepat Waktu ini berkisah tentang tokoh ‘Aku’–seorang lelaki, mantan aktivis ’98 yang hingga akhir cerita tak diketahui namanya –yang dalam perjalanannya melupakan dan menyembuhkan hati, justru dipertemukan kembali dengan yang dicintainya. Sayangnya, seperti judul novel ini, cinta tak pernah tepat waktu. Begitu pun untuk tokoh utama novel ini. Orang yang ia cintai tiba-tiba muncul di hadapannya. Bukannya senang, tokoh utama kita justru harus dihadapkan pada kenyataan bahwa perempuan yang dicintainya sudah menjadi milik lelaki lain. Maka, ia memilih mencintai dengan cara yang paling sunyi.

Dalam perjalanannya untuk menyembuhkan luka, Si Aku mengalami banyak kejadian yang kelak membuatnya merenung dan mengerti bahwa dalam hidup apa yang kita inginkan kadang-kadang tidak sepenting apa yang kita miliki. Bahwa luka, kadang-kadang tidak hanya memberikan rasa sakit atau perih, tapi juga pelajaran berharga dalam proses penyembuhannya.

Novel ini dibuka dengan prolog tentang betapa ‘sial’nya kehidupan tokoh Aku ini, terutama soal cinta. Selanjutnya pembaca akan dikenalkan dengan beberapa perempuan yang menjalin hubungan dengan tokoh Aku dalam rangka menyembuhkan luka hatinya. Berhasilkah ia melupakan mantan kekasihnya yang sudah menjadi istri orang lain? Bagaimanakah pergolakan pemikiran, proses pencarian cinta, dan upaya tokoh utama kita dalam menyembuhkan penyakit yang dideritanya? Silakan baca sendiri.

Pada satu bagian, pembaca akan dibuat sedikit bingung dengan perubahan sudut pandang. Tokoh ‘Aku’ akan berubah menjadi ‘kamu’, entah apa alasan penulis mengubah untuk sementara sudut pandangnya. Selain perubahan sudut pandang pada satu bagian dan beberapa kesalahan pengetikan, tak ada hal lain yang mengganggu. Novel ini cukup menghibur dan berisi banyak hal untuk dinikmati.

*DHILAYA UMIL, Kontributor AlineaTV. Sumber: www.alineatv.com – 15 Agustus 2015.

*Rehal buku: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: novel/ Puthut EA/ INSISTPress, 2009.