Dari Tembok Bandara Kualanamu: Perjuangan Warga Desa Pasar VI Kualanamu Menuntut Keadilan

Rp 65.000

Penulis: Iswan Kaputra, J. Anto, & Wahyudhi
Penyunting: Irfan Afifi
Perwajahan Isi: Dwi Fajar
Perancang Sampul: Narto Anjala
Penerbit: Pustaka Sempu & BITRA Indonesia
ISBN: 978-602-0857-07-7
Edisi: I, Desember 2015
Kolasi: 14 x 21 cm; x+190 halaman

Description

Setelah berkali-kali mengalami penundaan, Bandara Internasional Kualanamu (Kualanamu International Airport [KNIA]) akhirnya dioperasikan pada 19 September 2013. KNIA, sebagai bagian dari paket Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor Sumatera, dibanggakan sebagai satu-satunya bandara di Indonesia yang terintegrasi dengan jalur kereta api. Tetapi, tak banyak orang tahu bahwa di balik kemegahan KNIA menyimpan cerita kelam bagi 71 keluarga atau 237 jiwa warga Desa Pasar VI Kualanamu. Mereka harus merelakan tanah dan rumah untuk digusur secara semena-mena guna pembangunan KNIA tanpa diberi ganti rugi yang memadai. Selama tidak kurang dari 15 tahun, warga Kualanamu gigih berjuang menuntut hak-hak mereka.

Buku ini mengisahkan perjuangan mereka yang berliku, menyajikan babagan latar belakang kepentingan di balik pembangungan bandara, serta mengelaborasinya dengan kerangka hak-hak asasi warga yang telah tersepakati dalam berbagai kovenan internasional. Selain menyuguhkan cerita penting yang sepi dari hingar-bingar pembicaraan publik, buku ini juga memperkaya bukti-bukti bahwa masterplan perekonomian Indonesia jauh dari penyejahteraan warganya secara adil.


>> opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait: