Description
“Di ladang sungai Paroi, saya menyaksikan benturan masyarakat dengat cara hidup hasil revolusi kebudayaan besar kedua sebagai masyarakat penghasil pangan__meninggalkan fase pemburu peramu dari revolusi kebudayaan pertama_ dengan sistem perusahaan HPH yang dibangun dari hutang-hutang yang berasal dari modal negara maju. Di daerah ladang itu, dapatkah kita bertanya kelanjutan sejarah manusia?
Setelah upaya mengatasi alam sejak zaman batu, manusia ternyata tak mampu mengendalikan sejarahnya sendiri yang berlari liar. Kebingungan menyebabkan sebagian manusia mencari jawaban dari utopia modernitas, dan sebagian mengais sampah arkaik. Barangkali saya menjadi kelompok kedua. Berbekal teori-teori kebudayaan, akhirnya saya menyadari bahwa romantisme naif tentang noble savage ternyata harus ambyar. ” Kartika Rini, penulis dan peneliti
Opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:
- Potret Peladang di Kalimantan | Sumber: Harian Kompas, Minggu, 20 Maret 2005.