Merawat Kesehatan Perempuan ala Tradisional*
DI dunia, ada jutaan perempuan hidup dikotadan desa yang tanpa dokter ataupun layanan kesehatan yang tidak terjangkau. Karena itu, banyak di antara mereka yang menderita, bahkan banyak yang meninggal. Hal ini terjadi akibat tidak terjangkaunya layanan perawatan maupun pengobatan.
Juga, karena tidak tersedianya informasi memadai tentang seluk-beluk kesehatan perempuan. Maka, A August Burns, Ronnie Lovich, Jane Maxwell, dan Katharine Shapiro menulis buku berjudul Bila Perempuan tidak Ada Dokter sebagai panduan perawatan kesehatan dan pengobatan bagi perempuan.
Buku tersebut ditujukan bagi mereka yang berminat memperbaiki kondisi kesehatan perempuan di mana saja. Dengan tebal 750 halaman, buku itu ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, selain mengandung ilustrasi dan penjelasan mengenai segala problem kesehatan perempuan, sehingga membantu perempuan memelihara kesehatan sendiri.
Keempat penulis menyertakan berbagai informasi bagi mereka yang tidak memiliki bekal pelatihan kesehatan formal. Artinya, Anda bukan bidan, perawat, dokter, dan tenaga paramedis lainnya, melainkan sebagai orang awam.
Buku berukuran besar tersebut terdiri dari 31 bab yang membicarakan beragam persoalan kesehatan perempuan. Misalnya, kesehatan perempuan, penyelesaian problem kesehatan, sistem medis, maupun pemahaman seluk-beluk tubuh mulai dari sistem reproduksi perempuan, laki-laki, sampai dengan segala perubahannya.
Lalu, dibahas kesehatan gadis remaja dan praremaja, mulai dari masa puber sampai persoalan seks. Berikutnya, menuju kehamilan, menyusui, menjelang usia senja, selain perempuan penyandang cacat dan menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang sehat.
Dalam satu bab, terdapat uraian soal keluarga berencana. Jadi, diulas hal-hal yang berkaitan dengan aspek itu, antara lain manfaat keluarga berencana, metodenya, termasuk cara terbaik memilih metode yang cocok dengan setiap perempuan agar tidak ada kesalahan, bahkan membahayakan kesehatan.
Problem serius yang sering kali terjadi adalah kekhawatiran terhadap ketidaksuburan hormon dalam tubuh. Buku ini membahasnya secara rinci, termasuk kecenderungan orang, laki-laki maupun perempuan, yang merasa yakin mereka mampu menghasilkan keturunan.
Padahal nyatanya, sekitar 1 dari 10 pasangan sulit untuk mencapainya. Mungkin, ada di antara mereka yang tak terlalu menginginkan keturunan. Tapi, bagi mereka yang mendambakan anak, ketidaksuburan merupakan pil pahit hingga membawa kekecewaan, kemarahan, bahkan keputusasaan.
Dari buku tersebut, diperoleh informasi seputar ketidaksuburan. Mulai dari pemahaman ketidaksuburan, bahaya yang kerap timbul di lingkungan kerja maupun rumah, langkah yang mesti dilakukan agar ketidaksuburan tidak menghalangi kebahagiaan, sampai dengan ajakan untuk senantiasa berpikir positif/optimis dalam menghadapinya.
Diangkat pula aspek lain yang lebih menarik. Contohnya, aborsi maupun aplikasinya, berbagai penyakit menular dari hubungan seksual, AIDS, kekerasan terhadap perempuan, pemerkosaan termasuk serangan seksual, pekerja seks, dan rasa sakit di bagian bawah perut. Adapula tentang kanker maupun tumor, tuberkulosis, kesehatan mental, alkohol, selain jenis-jenis narkotika maupun psikotropika. Malahan, turut dibicarakan perempuan pengungsi serta yang terusir dari kampung halaman, sunat pada perempuan, sekaligus obat-obatan untuk kesehatan perempuan.
*Hermin Susanty. Sumber: Media Indonesia – 1 Agustus 2005.
*Rehal buku: Bila Perempuan Tidak Ada Dokter: Panduan Perawatan Kesehatan dan Pengobatan Bagi Perempuan •Penulis: A. August Burn, Ronnie Lovich, Jane Maxwell, dan Katharine Shapiro •Penerjemah: Omi Intan Naomi •Penerbit: INSISTPress •Edisi: II, April 2005.