Sejarah Timor Leste*
Dokumentasi mengenai sejarah Timor Timur sudah banyak beredar, namun buku ini memaparkan sejarah Timor Leste dengan lebih lengkap. Dalam buku ini dibahas sejarah Timor berdasarkan sumber-sumber dan arsip-arsip berbahasa Eropa yang berhasil menyatukan beberapa pandangan mengenai Funu bangsa Timor, sebuah ciri ritual peperangan dan pengusiran orang asing khas bangsa Timor. Sejarah ternyata menunjukkan bahwa kasus penaklukan Timor tidak dapat disandingkan begitu saja dengan model klasik penaklukan kolonial seperti penaikan pajak dan mission civilitrize.
Buku ini memaparkan perjuangan rakyat Timor berjuang melawan tiga kekuatan kolonial sekaligus. Ekspansi kolonialisme Portugis pada tahun 1511, kemudian ditandai dengan perlawanan singkat orang Timor terhadap ekspansi Jepang (1942-1945) dan pengorbanan orang Timor untuk para Komando Australia yang pada akhirnya mengkhianatinya dengan seribu macam cara. Termasuk berpaling atau menutup mata terhadap perjuangan panjang rakyat Timor melawan Indonesia yang berlangsung selama 24 tahun.
Geoffrey C. Gunn, Profesor Hubungan Internasional di Fakultas Ekonomi, Universitas Nagasaki, Jepang ini juga memaparkan Timor dan kepulauan Flores-Solor lebih berfungsi sebagai pusat bisnis dari perdagangan musiman, terutama bagi perdagangan kayu cendana Timor yang termashur itu, yang dijalankan oleh orang-orang Cina, Makao, Portugis, dan bangsa-bangsa lain. Dari tahun 1500-an hingga abad ke-18, para kolonialis Belanda dan Portugis sudah cukup puas dengan mengumpulkan upeti dari orang Timor dengan imbalan janji kesetiaan. Namun, dengan suksesnya penerapan sistem perkebunan kopi oleh Gubernur de Castro pada tahun 1860-an, sistem pemerintahan kolonial Portugis menghadapi beberapa tantangan.
Tetapi, benarkah para pemberontak yang mencoba membebaskan Timor pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20 semata karena mereka antipajak? Apakah pemberontakan besar Boaventura pada awal abad ke-20 telah membawa serta benih-benih nasionalisme Timor? Bisakah pemberontakan Boaventura dan serangkaian pemberotakan lain di Timor dipandang sebagai salah satu bentuk Funu orang Timor? Apakah kapitalisme kolonial Portugis di Timor meletakkan dasar-dasar bagi berjalannya sebuah negara? Selanjutnya, apakah model pemerintahan Portugis di Timor lebih tepat dikategorikan sebagai pemerintahan protektorat daripada pemerintahan kolonial? Bagaimana seharusnya kita memandang tradisi dan unsur-unsur pembentuk identitas bangsa Timor, mengingat begitu lamanya peran misionaris gereja Katolik di Timor. Buku ini memberi jawabannya.
*Pusat Data Redaksi PR | Sumber: Harian Pikiran Rakyat – 14 Maret 2007.
*Rehal buku: 500 Tahun Timor Loro Sae/ Geoffrey C. Gunn/ Nugroho Katjasungkana (ed.)/ Sahe Institute for Liberation (SIL), Nagasaki University, & INSISTPress, 2005.