Meniti Jalan Lain – Pengalaman Malaysia Menghadapi Krisis Ekonomi*
Dalam mewujudkan visi Malaysia 2020, yaitu sebagai negara maju dan masyarakat yang modern, sepertinya Malaysia konsisten dengan cita-cita tersebut. Hal ini terlihat dengan kesungguhan para pembuat kebijakan negara serta kecerdasan merumuskan strategi penyelesaian krisis guna membangun fondasi ekonomi yang kuat terutama setelah krisis ekonomi pada tahun 1997. Apa yang diyakini selama ini bahwa visi tersebut akan mengalami kegagalan jika tidak didukung oleh perekonomian yang stabil.
Dalam rentang waktu lima tahun sejak pertama mengalami krisis, Malaysia berhasil memulihkan kondisi perekonomiannya lewat program-program restrukturisasi modal dan hutang perusahaan dalam negeri serta pelaksanaan sistem mata uang dan sistem pengawasan modal yang terbukti mampu menangkis serangan para spekulan mata uang. Pada saat terjadinya krisis, Mahatir Mohamad menegaskan bahwa salah satu kebijakan Malaysia adalah bertujuan meletakkan perintang bagi spekulan dan menyingkirkan para spekulan keluar dari perdagangan mata uang.
Kebijakan-kebijakan ekonomi yang ditempuh Malaysia sangat bertolak belakang dengan pendekatan IMF. Iini berbeda dengan perkembangan ekonomi Indonesia dan Thailand yang malah tidak mengalami perkembangan dan kemajuan setelah mengadopsi kebijakan-kebijakan IMF. Pemerintah Malaysia sejak awal krisis menolak resep-resep yang ditawarkan oleh IMF.
Krisis ekonomi di Malaysia bermula dari krisis keuangan di wilayah Asia dan sebagai dampak langsung dari krisis keuangan di Thailand. Mata uang ringgit terpengaruh oleh krisis ini dengan penurunan kurs begitu tajam yang disebabkan oleh permainan para spekulan. Sektor finansial ini tentu saja berpengaruh kepada sektor riil. Dengan merosotnya kedua sektor ini, pemerintah Malaysia kemudian merumuskan strategi ekonomi yang mantap.
Dalam buku ini, Martin Khor mengatakan bahwa Malaysia sudah memiliki manajemen dan sistem administrasi yang baik, dan inilah faktor yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan ekonomi. Penulis juga menekankan “satu kebijakan tidak selalu cocok untuk semua keadaan”, namun tidak ada salahnya jika kita belajar dari negara serumpun ini walaupun terkadang dihinggapi sentimen nasionalisme atau bahkan malu mengakui kemajuan-kemajuan yang telah mereka capai selama ini.
Bagian utama dari strategi yang dibuat Malaysia ini adalah mempertahankan aspek-aspek penting dari kebijakan pembangunan nasional yang menyeluruh yang telah dijalankan sebelum terjadinya krisis. Sebagian kebijakan ini telah menjadi komitmen moral dalam kehidupan politik dan sosial ekonomi Malaysia, bahkan kebijakan ini dapat mempersatukan berbagai komunitas etnis yang berbeda di dalam satu kesatuan yang utuh. Maka unsur penting dari strategi Malaysia adalah memastikan bahwa strategi ini dapat mempertahankan berbagai kebijakan nasional.
Timbul pertanyaan, seberapa ampuhkah strategi alternatif yang dijalankan oleh Malaysia ? Sejak tahun 1999, setelah ditetapkannya berbagai kebijakan, pemulihan ekonomi Malaysia berjalan dengan sangat baik dan mengagumkan. Perekonomian yang stabil adalah modal pembangunan suatu negara yang dialokasikan pada berbagai bidang. Ini terbukti dengan berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran dalam artian peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di Malaysia. Kemudian kita melihat keberhasilan Malaysia dalam membangun infrastruktur yang mapan.
Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan oleh banyak orang, bahwa gambaran keberhasilan ekonomi Malaysia adalah megahnya kota Kuala Lumpur, KLIA, Sirkuit Sepang, Cyberjaya (multimedia super corridor), Putrajaya, universitas-universitas terkemuka, arus wisatawan asing yang cukup besar, jalan tol (lebuh raya) yang menghubungkan ujung selatan hingga ujung utara negara ini (north-south federal highway) dan sebagainya.
Membaca buku yang ditulis oleh Martin Khor ini, kita diajak menyimak pengalaman negara tetangga kita, Malaysia, keluar dari krisis keuangan yang berlanjut pada krisis ekonomi. Hal ini akan dipaparkan lebih jauh pada bagian akhir dari buku ini beserta kesimpulan. Dari pengalaman ini mungkin kita bisa menerapkannya di Indonesia sesuai dengan kondisi Indonesia sendiri.
*Lansir dari: rumahbetang.wordpress.com – 31 Mei 2008.
*Rehal buku: Meniti Jalan Lain: Pengalaman Malaysia Menghadapi Krisis Ekonomi/ Martin Khor/ Bonar Saragih (penerjemah)/ INSISTPress, 2008.