Dari Buku Nicotine War, Anti Tesis Gerakan Anti Tembakau (2)
Ketika Nikotin Diperebutkan Bagai Emas*
Dalam takaran tertentu, Nikotin bisa digunakan sebagai pestisida. Namun, Nikotin juga bisa menjembuhkan penyakit, menyamankan tubuh dan jiwa manusia.Bangsa Indian adalah bangsa yang menghormati tanaman tembakau. Ia dianggap sebagai sumber alami nikotin sekaligus berkah dari para dewa. Karena itu, kini nikotin menjadi perebutan perusahaan global.
Tembakau sudah dijadikan sebagai tanaman obat di daratan Amerika, jauh sebelum benua itu dipenuhi para pendatang. Ketika bangsa Eropa mulai menduduki dunia baru, mereka juga memanfaatkan tembakau untuk menangani berbagai penyakit maupun keluhan fisik lainnya. Rakyat Amerika Serikat sendiri, telah melestarikan pengobatan tradisional dengan tembakau hingga abad ke 20.
Namun, ketika gerakan anti tembakau mendapatkan angin segar dan memperoleh momentum pada tahun 1980-an, tembakau maupun nikotin dicerca oleh berbagai pejabat publik. Dan pada tahun 1988, Laporan Surgeon General AS, untuk pertama kalinya menyebutkan bahwa Nikotin menyebabkan kecanduan, sehingga membuat perokok terikat dengan rokok.
Pernyataan ini kemudian menjadi senjata favorit, yang tidak hanya digunakan oleh para pemuka aktivis anti tembakau, tetapi juga para pengacara yang berupaya memperoleh imbalan besar dalam sidang-sidang melawan industri tembakau.
Para ahli farmakologi dan ilmuwan lain, yang telah meneliti efek fisiologis nikotin sejak tahun 1950-an, mulai menemukan bahwa nikotin memiliki nabfaat terapi yang signifikan, baik sebagai sarana bantu menghentikan merokok, maupun sebagai obat menyembuhkan penyakit. Dan ternyata, industri farmasi sudah sekian lama mengendus keuntungan potensial dari pengembangan obat menghentikan kebiasaan merokok itu. Pada tahun 1962, para ilmuwan dari Pharmacia mulai merancang sarana nikotin. Kemudian pada tahun 1972 mereka telah menyempurnakan permen karet yang mengandung nikotin, yang kemudian dipasarkan oleh Smith Kleine Beecham dengan mereka dagang Nicorette.
Seiring dengan kian gencarnya gerakan anti tembakau, perusahaan-perusahaan farmasi pun mulai melirik pasar potensial untuk menghentikan kebiasaan merokok. Ketika peneliti Red Jose mengembangkan koyok nikotin transdermal pada tahun 1980-an, industri farmasi segera memperkenalkan ke pasaran.
Tentu saja bukan hanya penghenti merokok berupa sistem pengantar nikotin alternatif yang menarik minat perusahaan banyak perusahaan obat, tetapi juga sejumlah besar sarana farmakologis lain. “Pertumbuhan minat yang dalam bidang nikotin. Karena terjadi ledakan virtual berupa temuan-temuan baru dalam bidang nikotin,” kata Red Jose, pengembang koyok nikotin transdermal itu.
Dal temuan riset paling maju menunjukkan, bahwa nikotin memiliki kans besar untuk kebutuhan medis ke depan. Misalnya, nikotin merangsan pemulihan otak menurut riset Brown RW dan kawan-kawan. Hasil penelitian mengejutkan, nikotin justru menghasilkan pembuluh darah baru di urat nadi yang tersumbat, dibandingkan faktor pembuluh nadi lainnya.
Selain itu, nikotin juga diperkirakan akan menjadi obat alternatif untuk penyembuhan tuberkolosis yang membandel. Itulah bagian kecil keajaiban nikotin, dari sejumlah riset yang paparkan oleh Wanda Hamilton dalam bukunya.(aj/bersammbung)
*Lansir dari Harian Jawa Pos – Senin, 28 Juni 2010.
*Rehal buku: Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat/ Wanda Hamilton/ Sigit Djatmiko (penerjemah)/ INSISTPress dan Spasimedia, 2010.