Pat Gulipat Perusahaan Farmasi AS

Dari Buku Nicotine War, Anti Tesis Gerakan Anti Tembakau (3)
Pat Gulipat Perusahaan Farmasi AS*

Dalam perang, selalu ada peran yang jahat. Demikian pula dengan perang nikotin. Dan siapa lagi kalau bukan pabrikan rokok Inggris dan Amerika Serikat yang lebih awal dicap sebagai penjahatnya. Bagaimana perusahaan Farmasi melakukan Pat Gulipat dalam memerangi nikotin? Berikut lanjutan tulisan Wanda Hamilton yang disarikan sebagai berikut.

Ikatan secara ekonomi antara para peneliti National Institut of Health (NIH) dengan sejumlah  perusahaan farmasi besar merupakan awal dari pat gulipat serangkaian perwang nikotin di Amerika Serikat. Para pengkritik, menyebut ikatan itu sebagai praktik suap. Indikasi suap itu, seperti dikutip Wanda dari Times, sejumlah peneliti diabetes utama dari lembaga riset itu menerima pembayaran dari sekurang-kurangnya empat perusahaan farmasi. Empat perusahaan  farmasi itu, kondisinya sedang menanti hasil riset NIH. “Ini jelas merupakan pelanggaran kode etik,” tulis Wanda.

Pelanggaran tidak hanya sampai di situ. Bahkan, yang ini mungkin lebih rumit. Karena tidak hanya melibatkan para peneliti, tetapi juga kelompok penilai, yang merupakan teman-teman sejawat, mereka bersekongkol dengan NIH. Wanda juga menyebut, para peneliti di Universitas-universitas, lebih menyukai kajian-kajian yang membuktikan keefektifan obat-obat farmasi merek tertentu. Karena, dengan cara ini, mereka bisa mendapatkan onggokan dana hibah dari perusahaan farmasi tersebut ke jurusan akademis mereka.

Kemudian, pada juni 2000, Public Health Service (PHS) menerbitkan panduan Praktik Klinis untuk menangani penggunaan temnakau maupun ketergantungan tembakau. PHS merupakan salah satu birokrasi terbesar dan paling berkuasa di Amerika Serikat (AS).Kebijakan dan regulasinya, bisa langsung menyentuh pada kebutuhan rakyat banyak di AS. Pengaruh PHS tidak hanya besar di negerinya AS, tetapi juga bisa dirasakan di seluruh dunia.

Panduan pemerintah federal itu, merupakan petunjuk PHS untuk para dokter, maupun pihak-piak lain yang terlibat dalam praktik klinis. Mereka menyarankan, agar setiap resep dokter dan praktisi klinis di Amerika Serikat selalu menanyakan status merokok setiap pasien yang mereka tangani. Jika ternyata pasiennya itu seorang perokok, panduan itu menyatakan bahwa mereka harus ditawari obat pengehenti merokok.

Para Dokter dianjurkan untuk menuliskan resep setidaknya salah satu dari lima obat terapi menghentikan merokok. Mereka (para dokter red), juga dianjurkan untuk menuliskan obat terbaik dari, seperti tablet lepas berkelanjutan (susstained release), Hodroklorida burpropion (Produk Zyban dan Glaxo Welcomme) Permen Karet Nikotin ( Pharmacia dan SmithKline), nikotin hirup (Pharmacia dan Johnson and johnson) Koyok Nikotine, maupun semprot hidung. Michael Fire, Ketua Panel PHS dan penulis panduan tersebut juga  menerima uang dari perusahaan farmasi Glaxo Welcomme yang nilainya sangat besar. Alhasil, seluruh program hasil riset National Intitutes of Health (NIH) beraroma industri, hasil dari sebuah persekongkolan.

Kemudian, dari sebuah kajian yang dilakukan oleh USA Today,  mengungkap bahwa lebih dari separuh penasihat Food and Drug Administration (FDA)  memiliki hubungan finansial dengan perusahaan-perusahaan farmasi yang berkepentingan dengan keputusan-keputusan FDA. Kemudian, The Wall St. Journal  juga menyebut bahwa FDA meregulasi aneka produk yang nilainya kira-kira setara dengan 25 sen dari setiap dollar yang dibelanjakan konsumen,- yang totalnya bisa lebih dari USD Satu Triliun pertahunnya.

Wanda Hamilton menyebutkan, tidak ada biro pemerintah lain yang berada di bawah US Public Health Service yang memiliki sejarah pelanggaran dan korupsi yang begitu panjang  dan terdokumentasi  kecuali FDA. Dan tak satupun lembaga pemerintahan di AS yang memiliki hubungan begitu intim dengan perusahaan-perusahaan farmasi, kecuali FDA.

Itu karena FDA memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan obat mana dan sarana medis mana yang boleh dipasarkan di AS. Termasuk bagaimana obat itu dipasarkan, bagaimana obat itu diberikan label, bagaimana obat digunakan dan termasuk apakah obat bersangkutan bisa dijual bebas atau harus melalui resep. FDA merupakan hakim, namun juga sekaligus sebagai juri.

Setiap izin yang dikeluarkan oleh FDA berarti keuntungan ratusan juta dollar AS bagi industri farmasi di sana. Begitu pula sebaliknya, penolakan izin dari FDA bisa jadi merupakan kerugian besar bagi perusahaan kecil, namun menjadi keuntungan besar bagi industri farmasi besar.

Kekuasaan FDA yang begitu besar, dan melibatkan uang yang besar pula, membuat lembaga ini sering terlilit skandal-skandal korupsi individu-individu dalam lembaga itu. Bahkan, beberapa penilai FDA sering menerima suap, untuk mempercepat persetujuan atas produk-produk yang didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu, atau menjegal produk-produk lain yang diajukan oleh perusahaan pesaing.

Lembaga ini memang pernah diselidiki atas tuduhan korupsi oleh Kongres AS. Pada saat itu, Kongres juga berupaya untuk mereformasi FDA. Namun, pada tahun 1997, reformasi yang diupayakan Kongres AS tak membuahkan hasil, karena konon disabotase oleh senator Edward Kennedy. Sebelumnya, pada tahun 1990. David Kessler diangkat menjadi ketua FDA. Dengan harapan, Kassler yang seorang aktvis setia, yang juga pengacara dan dokter,  bisa membersihkan FDA. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Korupsi di FDA tetap berlangsung. Sementara Kessler  lebih memusatkan perhatiannya terhadap pelabelan makanan, melakukan poltisasi lebih jau atas lembaga yang dipimpinnya, dan menegakkan kekuasaan melalui teror.

Dengan kekuasaan yang terbilang tak terbatas, Kessler menyebarluaskan citra bahwa FDA merupakan lembaga yang melindungi masyarakat dengan pedang keadilan yang tegas, Namun, pedang keadilan Kessler hanya mengayun pada perusahaan dan industri tertentu, dan tidak pada industri yang lain. Pada tahun 1991, FDA mengirim serdadunya untuk menyerang sebuah produsen jus jeruk di Florida, dan membuang 24 ribu galon jus citrus Hill, fresh choice  lantaranFDA keberatan dengan labelnya. Tak ada yang keliru dalam jus itu. Namun, frasa Fresh choice pada lebih jus itu dianggap menyesatkan oleh FDA. Karena, produk itu tidaklah fresh melainkan konsentrat.

Kemudian, pada tahun 1992 FDA kembali melakukan penggrebegan  terhadap sebuah klinikdi Tahoma,Washington. Lantaran seorang dokter yang menyewa di Klinik tersebut mempromosikan nutrisi dan vitamin sebagai alternatif bagi penanganan medis secara tradisional. Sedereta skandal dilakukan Kessler dengan FDA-nya. Lalu bagaimana langkah Kessler dan tembakau? Dalam sebuah suratnya yang ditujukan kepada kelompok anti rokok, Kessler menulis: ” Rokok di Amerika Serikat seharusnya diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan saja, yang diberi wewenang oleh Kongres, Diatur secara ketat dan tidak mencari laba.” Bagaimana kelanjutan ceritanya, nantikan tulisan berikutnya (aj-bersambung)

*Lansir dari Harian Jawa Pos – Selasa, 29 Juni 2010.

*Rehal buku: Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat/ Wanda Hamilton/ Sigit Djatmiko (penerjemah)/ INSISTPress dan Spasimedia, 2010.