Roem Topatimasang: Buku kisah-kisah perlawanan yang dilakukan oleh rakyat awam

Roem Topatimasang: Buku kisah-kisah perlawanan yang dilakukan oleh rakyat awam*

Perubahan sosial politik, terutama dalam ukuran besar dan berdampak luas, sering dianggap hanya bisa dilakukan dan dicapai melalui tindakan-tindakan revolusioner berukuran besar dan meluas. Padahal, banyak sekali contoh perubahan semacam itu dalam sejarah dunia yang justru dimulai dengan tindakan-tindakan sederhana oleh hanya beberapa orang—atau bahkan oleh satu orang—saja.

Sudah cukup banyak hasil penelitian sejarah yang menegaskan hal ini. Misalnya, dalam karya-karya James C. Scott—salah seorang pemuka kajian sosiologi perlawanan (sociology of resistance)—yang, antara lain, mengedepankan konsep-konsep seperti ‘ungkapan terselubung’ (hidden transcripts) dan ‘senjata kaum lemah’ (weapon of the weaks). Dalam konteks Indonesia, kajian-kajian oleh Profesor Sartono Kartodirdjo tentang pemberontakan-pemberontakan petani dan pembangkangan warga jelata di berbagai tempat di negeri ini pada masa lalu memperlihatkan bahwa banyak dari gerakan sosial tersebut memang dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang semula ‘tidak diperhitungkan’. Bahkan, hingga kini, masyarakat Sedulur Sikep, para petani Samin di kawasan hutan jati di Blora, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjadi legenda hidup yang melahirkan satu kosakata baru tentang pembangkangan sipil: ‘saminisme’!

Buku ini mengungkapkan fakta-fakta yang sering dilupakan itu, kisah-kisah perlawanan yang dilakukan oleh rakyat awam, yang sering disepelekan sebagai ‘bukan siapa-siapa’ dan, karena itu, sering pula diabaikan dalam penulisan sejarah resmi atau dalam pemberitaan media arus utama. Pengabaian peran kaum jelata dalam penentuan arah sejarah inilah yang sering membuat kita keliru atau luput memahami faal (anatomi) yang sesungguhnya dari suatu proses perubahan: Kekuatan-kekuatan murni apa saja yang menggerakkannya? Sebab-sebab apa saja yang memunculkannya dan prasyarat-prasyarat apa saja yang memungkinkannya?

Bagi para pegiat gerakan perubahan sosial, terutama para pegiat muda yang berapi-api dan selalu terobsesi oleh gerakan-gerakan besar dan mengkhalayak, kisah-kisah dalam buku ini dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam bahwa perubahan sosial tidak selalu mesti menunggu lahirnya terlebih dahulu pengerahan massa besar-besaran dan tindakan-tindakan kepahlawanan yang menggelegar dan membahana. Juga, pengertian yang lebih baik bahwa gerakan perubahan sosial tidak selalu harus melalui jalur politik resmi dan legislasi, tetapi juga dapat melalui jalur kebudayaan dan bahkan praktik-praktik hidup keseharian.

Perubahan sosial sesungguhnya bukan hanya soal mengganti rezim kekuasaan politik dan ekonomi, melainkan juga soal keberanian dan ketegaran mempertahankan ruang dan cara-cara kehidupan yang mampu membendung segala bentuk kerakusan dan kepongahan kekuasaan—termasuk kekuasaan budaya—yang selalu memaksakan kehendaknya sendiri. Dalam hal inilah, pengertian ‘perlawanan’ (resistance) semestinya menemukan keterpaduan dan kesebatiannya dengan ‘ketangguhan’ (resilience) dan ‘kebangkitan’ (resurgence) dari kekuatan-kekuatan kolektif suatu masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan martabat kemanusiaan mereka.

Saya melihat adanya gabungan tiga kekuatan kolektif tersebut dalam kisah-kisah keberanian, ketegaran, dan kecerdikan yang terhimpun dalam buku ini. Saya merasa gabungan tiga kekuatan kolektif itu sangat penting dipahami dengan baik oleh para pegiat gerakan-gerakan sosial masa kini dan di masa depan, termasuk di sini, di Indonesia. Itulah yang menggerakkan saya untuk menerjemahkan buku ini sebagai suatu bahan belajar yang sangat berharga bagi para pegiat gerakan sosial, khususnya para pegiat muda, para penentu arah sejarah dan tatanan sosial negeri ini di masa depan.

Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada Steve Crawshaw, salah seorang penulis yang juga mewakili rekannya, John Jackson, yang telah berusaha membantu memberikan kemudahan-kemudahan, sehingga edisi bahasa Indonesia dari buku yang mengilhami (inspiring) ini sekarang dapat tiba di tangan Anda, meski cukup terlambat, karena sebenarnya buku ini sudah selesai diterjemahkan dan siap diterbitkan pada awal 2013. Beberapa kendala komunikasi dengan penerbit Sterling di New York telah menunda penerbitan segera edisi bahasa Indonesia ini. Terima kasih kepada Toula Ballas dari Sterling yang memungkinkan semua kendala itu akhirnya teratasi.

Yang jelas, tak ada kata terlambat untuk belajar, apalagi dari pengalaman perlawanan yang sangat kaya dan beragam dalam buku ini. Semua pengalaman itu sebenarnya mewakili gambaran-gambaran ideal dari keinginan kita akan perubahan dan bagaimana cara melakukannya.

Semoga berguna.

~ Roem Topatimasang. *Dalam pengantar buku: Tindakan-tindakan Kecil Perlawanan: Bagaimana Keberanian, Ketegaran dan Kecerdikan Dapat Mengubah Dunia/ Steve Crawshaw & John Jackson/ Roem Topatimasang/ INSISTPress, 2015.