Review: Deep Space-Blue Testimony dan 17 Cerita Lain*

Sekumpulan cerita dalam buku yang terbit pada 2002 ini, mungkin adalah tulisan-tulisan di awal karir beberapa penulis yang namanya sudah cukup kita kenal saat ini. Buku antologi ini sendiri merupakan debut pertama dari Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY Press). Di awal buku ini, pertama-tama kita disuguhi pengantar panjang dari Mansour Fakih mengenai eksistensi kesusastraan yang seolah berperan sebagai pembawa pesan sekaligus pembela bagi peradaban manusia. Meski hal itu ada benarnya, namun pengantar tersebut terkesan terlalu rumit dan terasa dimewah-mewahkan, mengingat sastra itu sendiri memiliki sifat yang membumi, sehingga dibandingkan pengantar sebuah antologi cerita, hal itu mungkin akan lebih cocok ditempatkan dalam kumpulan jurnal sastra ilmiah.

Sebab tetap saja yang terpenting adalah apakah isi dari karya sastra itu sendiri dapat sampai pada pembacanya? Untunglah ketika satu per satu cerita itu terbaca, setidaknya ada beberapa yang memang menyampaikan dirinya dengan rendah hati, sederhana, membumi. Maksudnya bukan tulisan atau gaya bertutur, maupun alurnya yang sederhana, melainkan karya tersebut setidaknya mengalir dan enak dibaca sebagai “sebuah cerita”, bukan sebuah wacana atau doktrin.

Beberapa cerpen menuturkan kisah-kisah mengenai penindasan, ketakadilan, dan perlawanan. Oleh karena itu di sini terasa sekali intensitas dan klimaks yang dihadirkan oleh para penulisnya, menjadikan ceritanya cukup padat. Akan tetapi cerita yang berkesan mungkin hanya sedikit, salah satunya “Pada Kematian Yang Keseratus” karya S.M Anasrullah. Yang menarik dari cerita ini adalah bagaimana penulisnya menghadirkan tema dari sudut pandang yang berbeda dan bagaimana hal itu mempengaruhi sisi psikologis si tokoh utama, sehingga kita tak disuguhi karakter hitam-putih yang klise.

Beberapa lainnya mengangkat fenomena dan norma sosial masyarakat, serta beberapa di antaranya menggunakan unsur lokal yang cukup kental. Hal ini seolah memperlihatkan bahwa sisi gelap tak hanya milik langit kaum urban saja.

Akan tetapi di samping lokalitas-lokalitas yang terasa eksotis itu, jujur saya terpukau dengan “Bercinta dengan Barbie”-nya Eka Kurniawan yang justru tak kental dengan unsur lokalitas sama sekali. Di sini penulisnya justru menggunakan realisme magis dalam seksualitas universal yang bisa dimiliki oleh siapa saja. Mungkin justru di sinilah kekuatannya, cerita yang permasalahannya amat lazim ini memiliki daya tarik sedemikian rupa lewat fantasi dari unsur magis tersebut.

Cerita menarik lainnya, yaitu yang tertera dalam judul antologi ini sendiri; “Deep Space-Blue Testimony” karya Dirmawan Hatta. Cerita ini amat berbeda dari yang lainnya karena pertama, ini merupakan fiksi sains. Tentang jurnal seorang astronot dan pertanyaannya akan tujuan hidup menjelajahi semesta raya. Kedua, seperti judulnya, seluruh cerita tertulis dalam bahasa Inggris. Entah apa maksud penulis dengan tidak menuliskannya dalam bahasa Indonesia. Bisa jadi istilah-istilah astronomis itu memang lebih cocok bersanding dengan bahasa Inggris supaya enak terbaca atau bagaimana, tapi alasan paling sederhana mungkin karena memang komite AKY tak membatasi untuk menulis dalam bahasa tertentu. Gagasan ceritanya sendiri cukup menarik, menyoroti kejenuhan dalam sosok mahluk yang arogan dan tamak, sebuah kritik terhadap eksistensi umat manusia dengan rasa haus akan pengetahuannya. Ada banyak retorika yang disuguhkan di sini. Tapi mungkin agak sulit dicerna karena adanya istilah-istilah asing, gambaran tentang dunia yang asing, dalam bahasa asing pula.

Totalnya ada 18 karya yang terangkum dengan bermacam genre dan tema yang diangkat, namun jika ditarik benang merahnya, karya-karya dalam buku ini merupakan sekumpulan kesaksian. Fenomena-fenomena yang terjadi, baik yang sudah lumrah maupun yang masih ditutupi kabut-kabut samar, dituturkan dalam buku ini agar pembaca tahu dan sadar dari kealpaannya. Dan memang tak perlu muluk-muluk, cukup membaca saja, maka kita akan tahu. Cerita-cerita memang ada untuk dikisahkan, termasuk pula sejarah yang tersimpan rapat sekali pun.

*Oleh: Fafafa. Sumber: fafuerimmerfa.wordpress.com – 16 November 2017.

Rehal buku: Deep Space Blue Testimony dan 17 Cerita Lain/ SM Anasrullah, dkk. / AKY Press , 2002.