Demokrasi Indonesia Pasca-Orba: Antara Inovasi, Stagnasi, dan Polarisasi

Rp 55.000

Judul Asli:  Indonesia: Twenty Years of Democracy
Penulis: Jamie S. Davidson
Penerjemah: Wisnu Prasetya Utomo
Penyunting: Achmad Choirudin
Penyusun Atak: Damar N. Sosodoro
Perancang Sampul: Mirzmade Design Manufacture
Foto Sampul: Presiden Joko Widodo berpidato di hadapan peserta Aksi 212. Oleh Biro Pers Setpres Indonesia. Foto diambil dari Wikimedia Commons (https://w.wiki/5FJ8).
ISBN: 978-623-6179-15-4
Cetakan pertama, Juni 2022
14 x 20 cm/ 168 Halaman

Description

Setelah dua dekade reformasi, Indonesia telah mengalami demokratisasi secara mengagumkan, khususnya ketika torehan-torehan demokrasinya ditempatkan dalam perspektif komparatif. Namun, ketika kita menilik lebih dekat secara analitis untuk menyigi rezim politik Indonesia, ekonomi-politiknya, serta bagaimana mobilisasi berbasis identitas telah menyeruak, maka akan tampak jelas bahwa Indonesia pasca-Orba masih punya banyak tantangan dalam membangun demokrasi. Beberapa tantangan itu bahkan sangat menekan kuat hingga dapat mengikis atau membalikkan banyak capaian demokrasi yang telah diupayakan dengan susah payah sejak lengsernya penguasa otoriter Soeharto dua dekade silam. Meskipun berhasil mewujudkan banyak inovasi, proses demokratisasi di negara-bangsa ini juga masih dihambat oleh penyakit-penyakit kronik yang menyebabkan kejumudan dan keterbelahan ekstrem (polarisasi). Melalui buku ini, Jamie S. Davidson menggiring kita pada serangkaian pertanyaan: Berapa lama demokrasi Indonesia akan bertahan? Apakah akhir demokrasi sudah dekat? Apakah demokrasi Indonesia bakal runtuh di bawah tekanan nasionalisme Islam garis keras, kekuatan oligarki, dan militer?

 

 


Opini, komentar, ulasan, dan tulisan terkait: