Perjuangan Keadilan Agraria

Rp 100.000

Penyunting: Mohammad Shohibuddin dan Adi D. Bahri
Penyelaras Bahasa: Achmad Choirudin
Perwajahan Isi: Damar N. Sosodoro
Perancang Sampul: Mirzmade Design Manufacture
Foto Sampul: Ragil Kuswanto (“Gumbregan” Petani Kendeng Tolak Pabrik Semen)
Ukuran & Tebal: 16 x 24 cm; 422 hlm.
Edisi: Cetakan pertama, 2019
ISBN: 978-602-0857-86-2

Description

Buku kapita selekta ini membahas berbagai dimensi ketakadilan agraria di era reformasi yang berlangsung di wilayah geografis yang beragam, mewujud dalam tampilan krisis yang berlainan, serta dialami secara berbeda-beda oleh berbagai kelompok sosial sesuai perbedaan gender, usia, etnik, dan kelas beserta saling-silang di antara kesemuanya. Lebih dari sekadar senarai masalah, buku ini juga menghadirkan spektrum luas perjuangan keadilan agraria: mulai dari pendekatan bentang alam hingga aksi antirasuah, pembaruan tenurial hingga penghidupan (livelihood), gerakan petani hingga masyarakat adat, regenerasi petani hingga nilai kerja dan tutur perempuan, wakaf sebagai kontrakomodifikasi hingga artikulasi teologi agraria, serta isu-isu spesifik seputar agraria yang lain. Buku ini hendak menegaskan bahwa perjuangan keadilan agraria yang semakin beragam, inovatif, dan sinergis adalah ihwal tak terelakkan di tengah semakin meluas dan mendalamnya ketimpangan agraria sekarang ini.

 

“Efektivitas berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keadilan agraria perlu dikaji. Jika pembentukan undang-undang itu dilandasi pemahaman atas akar masalah ketakadilan agraria seperti diulas buku ini, maka undang-undang di bidang sumberdaya agraria di masa mendatang dapat diharapkan akan lebih memberikan jaminan tercapainya keadilan agraria di negeri ini.”

Prof. Dr. Maria S.W. Sumardjono, Guru Besar Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada

 

“Buku ini mengungkapkan berbagai dimensi ketakadilan agraria, mulai dari warisan kebijakan kolonial, birokrasi yang korup, penciptaan masalah agraria yang spektrumnya makin luas, dan sebagainya, tanpa diimbangi oleh respons kebijakan agraria yang berpihak. Yang menarik, buku ini juga menghadirkan berbagai usulan skema alternatif untuk mewujudkan keadilan agraria. Sebuah rujukan yang penting karena membuka ragam kemungkinan untuk pengembangan studi-studi agraria di Indonesia ke depan.”

Tri Chandra Aprianto, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sajogyo Inti Utama

 

“Tidak ada yang mengingkari kelimpahan sumber-sumber agraria di Indonesia. Ironisnya, kegagalan tata kelola telah melahirkan jurang ketimpangan agraria yang dengan demikian dalam yang pada gilirannya berdampak pada kemiskinan rakyat. Buku ini menekankan urgensi perjuangan keadilan agraria sebagai agenda politik sehari-hari.”

Rina Mardiana, Kepala Pusat Studi Agraria, Institut Pertanian Bogor


Opini, komentar, ulasan, dan tulisan terkait:

Versi buku-el

Additional information

DAFTAR ISI

Pengantar Penyunting: Keadilan Agraria: Perjuangan yang Belum Berakhir (Mohamad Shohibuddin dan Adi Dzikrullah Bahri)

Bagian I Sumberdaya Alam/Agraria di Era Reformasi: Pengelolaan, Redistribusi, dan Kontestasi
1. Sistem Pengelolaan Sumberdaya Alam di Indonesia (Rikardo Simarmata)
2. Redistribusi Hak dan Manfaat Sumberdaya Alam dalam Lingkungan Politik Birokrasi dan Korupsi (Hariadi Kartodihardjo)

Bagian II Konflik Agraria dan Perjuangan Petani: Kesaksian Aktivis
3. Dari Aktivis Menjadi Scholar Activist (Noer Fauzi Rachman)
4. Gunawan Wiradi, Politik, dan Gerakan Agraria (Iwan Nurdin)

Bagian III Perjuangan Agraria dalam Konteks Indonesia yang Terdesentralisasi
5. Corak Birokrasi Sumberdaya Alam dan Wewenang Pemerintah Daerah Menjalankan Tenure Reform (Adi Dzikrullah Bahri)
6. Perubahan Politik Agraria di Yogyakarta: dari Reforma Agraria ke Kontrareforma (Ahmad Nashih Luthfi)

Bagian IV Konflik dan Perjuangan Agraria di Wilayah Pedesaan
7. Setengah Abad Ketergantungan: Catatan untuk Generasi Petani Milenial (Gutomo Bayu Aji)
8. Petani, Militer, dan Penyelesaian Hukum atas Konflik Tanah (Herlambang P. Wiratraman)

Bagian V Persoalan dan Perjuangan Agraria di Wilayah Perkotaan
9. Kesenjangan Pemilikan Lahan untuk Pengembangan Perumahan di Jakarta Metropolitan Area (Haryo Winarso & An-An Kartiwa)
10. Pembangunan Kapitalistis yang Timpang dalam Produksi dan Penanganan Banjir Jakarta (Bosman Batubara)

Bagian VI Persoalan dan Perjuangan Agraria di Wilayah Pesisir dan Perairan
11. Dari Sawah Menatap Laut: Tantangan Pembaruan Agraria di Perairan Laut (Amir Mahmud Pertama)
12. Ekowisata Kepulauan Seribu: Berdiri di Atas Krisis Sosio-Agraria dan Ekosistem (Adi Dzikrullah Bahri)

Bagian VII Persoalan Agraria dan Perjuangan Perempuan
13. Membongkar Asumsi Kerja Perempuan: Kontribusi Pudjiwati Sajogyo (Ruth I Rahayu)
14. Mencari Tutur Perempuan: Ketakadilan Gender dalam Persoalan Agraria (Giovanni Dessy Austriningrum)

Bagian VIII Perjuangan Hak-Hak Agraria Masyarakat Adat
15. Perjuangan Hak Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan: Refleksi Hasil Inkuiri Komnas HAM (Eko Cahyono)
16. Peluang Pemerintah Daerah dalam Penyelesaian Silang Sengkarut Pengaturan Hak Masyarakat Adat (Yando Zakaria)

Bagian IX Mengkritisi Kebijakan Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial
17. Pembaruan Kelembagaan dalam Kebijakan Reforma Agraria (Ahmad Nashih Luthfi)
18. Perhutanan Sosial: Reforma Agraria di Ruang Kelola Kehutanan (Didik Suharjito)

Bagian X Skema Alternatif untuk Pembaruan Tenurial
19. Collective Ownership, Individual Use Right: Alternatif Reforma Agraria untuk Pertanian Skala Kecil? (Aprilia Ambarwati)
20. Mempertimbangkan Wakaf Sebagai Skema Alternatif Pembaruan Tenurial (Mohamad Shohibuddin)

Bagian XI Inspirasi Teologis bagi Perjuangan Agraria
21. Islam Versus Neoliberalisme dalam Tata Pengurusan Sumber Air (Muhammad Nashirulhaq)
22. Respons Kristiani atas Krisis Agraria (Jasman Simanjuntak)

Bagian XII Beberapa Ancangan untuk Pengembangan Kajian Agraria
23. Livelihood: Problem Agraria Petani Transisi yang Sering Dilupakan (Ruth I Rahayu)
24. Mendorong Keadilan Sosial Melalui Penelitian, Kebijakan, dan Advokasi Berbasis Bukti: Kasus Kelapa Sawit (Tania Murray Li)