Description
“Membaca tulisan Butet saya merasa menjadi Orang Rimba. Sungguh, saya merasa tercerahkan. Selamat atas tulisan ini. Semoga Orang Rimba dan lingkungannya menjadi lebih baik lagi. Amin” (Iwan Fals, musisi)
“Saya jadi ingat orang Baduy, Banten Selatan, yang tidak butuh sekolah. Kata mereka, mendingan bodoh daripada pintar buat minterin orang lain. Bagi saya, buku ini merupakan gambaran anak muda Indonesia, yang mau hidup berbagi dengan orang yang terpinggirkan dari arus modernisasi. Butet memberi contoh lewat buku ini, bahwa ilmu yang kita miliki harus dibagikan kepada orang lain yang kesulitan menjangkaunya. Butet ternyata sudah melampaui generasinya, yang umumnya menyukai cara ‘seduh langsung dimakan’. Semoga muncul generasi pionir seperti Butet di negeri ini. Berbagi itu indah!” (Gola Gong, pengelola Rumah Dunia)
“Siapa yang berhak membuat definisi dan mengklaim diri sebagai yang paling ’beradab’? Catatan Butet memperlihatkan kelumpuhan teori di hadapan pengalaman manusia dan fakta-fakta tentang keseharian mereka. Sebaliknya, si pemilik pengalaman itulah yang paling berhak atas definisi dan teori tentang diri dan kehidupannya.
Buku ini mengoreksi banyak hal yang secara umum diasumsikan, diyakini, dan disebarkan oleh kaum cerdik pandai, politisi, pengusaha, pemimpin agama, dan siapa pun pemegang kekuasaan dominan. Seluruh isinya membawa saya pada perenungan panjang tentang makna peradaban, dan tentang ’keindonesiaan’. Kerja masih jauh dari selesai…. Terima kasih, Butet!” (Maria Hartiningsih, jurnalis senior Harian KOMPAS, memfokuskan diri pada isu-isu HAM )
“Buku ini merupakan catatan dari seorang petualang dan pengabdi lingkungan yang disajikan secara ’apa adanya’, nyata, hidup, penuh dengan pengalaman langsung tangan pertama. Lewat proses pengalaman langsung ini, Butet tidak saja berhasil mendidik Orang Rimba, tapi juga belajar dari dan diajari oleh Orang Rimba tentang cara pandang, budaya, perilaku dan kehidupan Orang Rimba dengan segala kekayaannya. Sungguh merupakan pengalaman luar biasa, yang tidak akan didapat kalau Butet tetap berada di luar komunitas Orang Rimba.
Sesungguhnya pendidikan harus dilakukan melalui dan berdasarkan budaya mereka agar mereka tidak tercabut dari alam dan budayanya. Pendidikan bukanlah proses alienasi seseorang dari lingkungannya, atau dari potensi alamiah dan bakat bawaannya, melainkan proses pemberdayaan potensi dasar yang alamiah bawaan untuk menjadi benar-benar aktual secara positif bagi dirinya dan sesamanya.
Saya sangat menghargai dengan tulus kegigihan dan kerja ’gila’ si Butet yang telah menjadi ’Orang Rimba’ tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai orang Batak, yang melalui itu berhasil mendampingi Orang Rimba menjadi terdidik tanpa kehilangan identitasnya sebagai Orang Rimba.” (Sony Keraf, anggota DPR-RI dan pemerhati lingkungan). ***
Buku ini bermula dari catatan harian Butet Manurung yang kemudian dimatangkan pernaskahannya dalam program Fellowship-INSIST, yakni sebuah program hibah penulisan di tahun 2003 kepada aktor-aktor pengorganisasian dan pendidikan rakyat. Butet Manurung adalah salah satu tokoh terpilih untuk menuliskan kisah-kisah pengalamannya selama melakukan pendampingan belajar baca tulis dengan Orang Rimba di pedalaman Jambi. ****
Lihat edisi tahun 2013 #cetakan kelima
Opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:
- Safari Launching dan Bedah Buku SOKOLA RIMBA | Tim SOKOLA & INSISTPress 2007-2008
- Dari Rimba dengan Empati | Sumber: Harian KOMPAS – Minggu, 02 September 2007.
- Petualangan Sejati Sejatinya Guru | Sumber: Majalah GURU. Dirjen PMPTK Depdiknas, Edisi-4 November 2007.
- Butet, Guru Merangkap Murid Sekolah Rimba | Sinar Harapan – Rabu, 29 Agustus 2007.
- Butet, Guru Orang Rimba | Pontianak Post – Minggu, 16 September 2007.
- Penjelajahan Butet di Sokola Rimba | Lampung Post – Selasa, 25 September 2007.
- Orang Rimba Tidak Lagi Kubu | Koran TEMPO – Minggu, 12 Agustus 2007.
- Sekolah Alternatif Orang Rimba | Koran SINDO – Minggu, 29/07/2007.
- Belajar dari Orang Rimba | Batam Pos – Sabtu, 17 November 2007.
- Belajar dari Rimba | Banjarmasin Post – 12 Agustus 2007.
- Sokola Rimba, Belajar Bersama Orang Rimba | Suarasurabaya.net – 11 Januari 2008.
- Mengusik Adat Orang Rimba | Suara Pembaruan – 16 Sept 2007.
- Menggantikan Peran Negara | BPPM Mahkamah FH UGM, bppmmahkamah.blogspot.com – 14 Juli 2009.
- Resensi: SOKOLA RIMBA | Sumber: bukuku-resensi.blogspot.com – 15 September 2008.
- Sekolah Rimba Butet Manurung | sumber: kompasiana.com – 2 Mei 2011.
- Sokola Rimba | margaagung.blogspot.com – 15 Januari 2012.
- Lihat English edition: The Jungle School/ Butet Manurung/ Xlibris, Februari 2012.
- Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba | Lansir dari: madurachannel.com – 6 September 2012
- Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba | Lansir dari: radarseni.com – 14 Des-2012.
- Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba | annida-online – 31 Des 2012.
- Tintas Emas Sokola Rimba | Sumber: Majalah Kajanglako, lansir dari jumardiputra.wordpress.com
- Resensi Buku “Sokola Rimba” | chiiro.wordpress.com – 24 Juni 2013.
- Refleksi Setelah Menonton Film “Sokola Rimba”: Mengingat Pertentangan Batin Para Pendidik | Mahkotalima.blogspot.com – 25 November 2013.
- Sokola Rimba: Anak Rimba Juga Ingin Pintar | prologindonesia.com – June 5, 2014.
- Sokola Rimba: Kisah Mengajar di Pedalaman Hutan | blog.digishelf.co.id – 24/10/2014.
- Catatan Butet tentang Sokola Rimba | alifaamarilisya.tumblr.com – 27 November 2014.
- Resensi Buku Sokola Rima | panjiirfan.wordpress.com – 10 Februari 2015.
- Sokola Rimba, Dedikasi Butet Manurung Belajar Bersama Anak-Anak Rimba | Sumber: www.ziliun.com
- Saur Marlina Manurung, Inspirasi Dari Rimba Hingga Pendidikan Alternatif | www.langitperempuan.com – 07/08/2015.