Video Komunitas*
BANYAK orang punya mata tapi tak melihat apa-apa. Medium “gambar hidup bersuara” (audio visual), misalnya, dikenal sebagai jenis media yang memiliki daya susup-pengaruh (persuasion) sangat besar terhadap penontonnya. Terutama sekali karena kemampuan menirukan (mimetic) dari kamera video untuk memindahkan berbagai kejadian atau kegiatan dan tindakan manusia ke dalam bentuk gambar hidup bersuara secara nyaris sempurna (vivid images).
Beberapa tahun belakangan ini mulai menjamur gagasan penggunaan medium video dalam kerangka pemberdayaan masyarakat. Di balik gagasan itu, ada anggapan dan keyakinan bahwa dengan memindahkan kemampuan teknis pembuatan video kepada masyarakat awam, serta-merta akan memindahkan “kekuasaan” kepada orang awam. Terutama, mereka di lapisan akar rumput, untuk menciptakan wacana mereka sendiri yang pada gilirannya akan melahirkan proses-proses penyadaran.
Video komunitas merupakan salah satu media yang sangat besar pengaruhnya terhadap penontonnya. Oleh karena itu, gagasan atau konsep dasar video komunitas memang hanya sebagai alat penggerak perubahan sosial yang lebih besar dan luas. Namun sejalan dengan perkembangannya, medium video komunitas dapat dikatakan sebagai sebuah sarana yang akan mendokumentasikan pengalaman, kebutuhan, dan harapan-harapan warga setempat menurut cara dan sudut pandang mereka.
Buku ini merupakan sebuah pengantar singkat untuk mengenal gagasan dasar, pengertian pokok dan kaidah-kaidah asas dari video komunitas dan menempatkan kembali pada hakikatnya sebagai alat atau medium untuk tujuan-tujuan yang lebih mendasar, yakni sebagai media pendidikan masyarakat dan pengorganisasian rakyat. [Pusat Data Redaksi PR]
*Sumber Harian Pikiran Rakyat – Rabu, 1 Agustus 2007.
*Rehal buku: Video Komunitas: Memahami, Membuat, Menggunakan, dan Mengembangkan Video sebagai Media Pendidikan Masyarakat dan Pengorganisasian Rakyat •Penulis: Yoga Atmaja, Abdul Aziz, dan Roem Topatimasang •Penerbit: INSISTPress •Edisi: I, April 2007.