Menggugat Neoliberalisme*
Selama ini kaum neoliberalisme (neolib) beranggapan bahwa gagasan mereka paling ideal untuk mencapai kemakmuran dunia. Salah satu doktrin yang dibanggakan adalah perdagangan bebas. Konsep ini lebih mendorong pertumbuhan pasar daripada mengatur arus finansial dan perdagangan oleh negara. Model ini diyakini bisa meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan lapangan kerja.
Dua pakar ekonomi, Ha-Joon Chang dan IIene Grabel, mengkritik pendapat tersebut. Paradigma tersebut dinilai gagal diterapkan, terutama di negara-negara berkembang. Saat terikat perjanjian perdagangan dengan negara industri, konsep ini dirasa tidak optimal diterapkan oleh negara berkembang. Fakta lain menyebutkan, pasca-Perang Dunia II sejumlah negara berkembang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya tanpa mengadopsi perdagangan bebas. Taiwan, Brasil, China, dan India berhasil membangun ekonominya dengan menerapkan perdagangan strategis. Mereka menggabungkan kebijakan proteksi pajak yang ditargetkan, subsidi, dan peningkatan ekspor.
Selain mengkritik beberapa paradigma neolib, publikasi ini juga menawarkan alternatif-alternatif kebijakan ekonomi. Salah satunya adalah pembangunan industrialisasi. Tidak semua negara menggunakan resep tunggal dalam menerapkan kebijakan industri. Seperti dilakukan negara Jepang yang menerapkan proteksi atas industri baru dengan didukung agresivitas ekspor. (YOG/Litbang Kompas).
*Sumber: Harian Kompas – Minggu, 18 Mei 2008.
*Rehal buku: Membongkar Mitos Neolib: Upaya Merebut Kembali Makna Pembangunan/ Ha-Joon Chang dan Ilene Grabel/ Muh. Gusti Zainal (penerjemah)/ INSISTPress, 2008.