Menelusuri Lorong Dunia

Menelusuri Lorong Dunia*

GENRE catatan perjalanan, dengan pesonanya sendiri, mulai marak mewarnai khasanah buku Indonesia. Sigit Susanto ialah salah satu penulis yang menceburkan diri di bidang ini. Buku terbarunya, Menyusuri Lorong-Lorong Dunia jilid 2 ialah rangkaian dari buku sebelumnya yang berjudul sama. Kali ini, Sigit menceritakan kisah perjalanan menyusuri Swiss, Irlandia, Hongaria, Portugal, Maroko, China, dan Vietnam yang terbagi dalam sembilan bab.

Sigit juga menyertakan pendapat subjektifnya atas realita sosial di negara-negara yang ia kunjungi. Opininya jauh dari nada menggurui, malah sebaliknya, terkesan naif dan lugu.

Dengan berbekal kecintaannya pada sastra, Sigit menjadikan bukunya berbeda dengan catatan perjalanan nge-pop yang banyak beredar. Sigit teliti mengumpulkan bahan pengamatan saat menyusuri jejak penulis James Joyce yang melahirkan karya besar Ulysses di Irlandia. Capek-capek ia mendaki Martello Tower di Dublin, Irlandia, untuk membaca halaman pertama bab satu bukuUlysses, The Corrected Text. Saat di Maroko, Sigit mengantar pembacanya kepada tukang cerita di alun-alun Marakesh yang semarak.

Gaya bercerita Sigit yang kini bermukim di Swiss itu, seperti gaya pendongeng yang siap berkisah semalaman. Cerita perjalanan di setiap negara disajikan dengan ‘gemuk’, memuat informasi sastra, politik, dan sosial.

Meski panjang, kisahnya tidak membosankan. Mantan pemandu wisata di Bali itu cukup piawai membumbui catatan perjalanan dengan rona hubungan antarmanusia. Ia memang tidak mengeksploitasi roman kemesraannya dengan sang istri, Claudia Beck, untuk ‘memperindah’ kisah. Tapi Sigit memasukkan orang-orang baru yang mereka temui sepanjang perjalanan dengan gambaran cukup detail. Simak caranya menceritakan pemandu wisata asal Swiss yang ia temui di Dublin. Ada kelucuan yang tersampaikan tanpa berlebihan. Ia juga tak menutupi fakta dan memuat komentar istrinya yang keras kepada sesama pelancong yang gemar bercanda seksis, melecehkan perempuan.

Pada setiap bab, tersedia peta perjalanan mereka dan beberapa foto untuk mempermudah visualisasi pembaca. Selebihnya, memang tidak mudah menemukan informasi praktis perjalanan di buku ini. Karena memang bukan itu tujuannya. Tapi, metode perjalanan Sigit bisa diadopsi sebagai cara menikmati dan memaknai sebuah daerah pelancongan. Yang jelas, lebih dari sekadar perjalanan wisata biasa.

*Sica Harum | Sumber: Media Indonesia – 31 Mei 2008.

*Rehal buku: Menyusuri Lorong-Lorong Dunia: Kumpulan Catatan Perjalanan Jilid 2/ Sigit Susanto/ INSISTPress, 2008