Buku Kisah Para Columbus Modern*
Untuk urusan bertualang, Sigit Susanto bisa dibilang sangat beruntung. Ia punya kesempatan lebih banyak untuk tak sekadar menjelajah sebuah negeri, tapi juga benar-benar menghirup dalam-dalam atmosfer negeri yang dipijaknya.
Kesempatan itu pula yang membuat penulis buku yang sebelumnya telah menerbitkan buku Menyusuri Lorong-lorong Dunia Jilid 1 (1995) ini, yang memang seorang penulis, tak kesulitan menampilkan pernik-pernik paling mendetail dari sebuah tempat. Bagaimana dia dari Zurich bergabung dengan kelompok pembaca Ulysses, roman monumental karya novelis Irlandia, James Joyce, yang kemudian menuntunnya menapak tilas kota kelahiran sang penulis di Dublin.
Di Portugal, Maroko, Budapest, Vietnam, hingga Cina, Sigit, yang juga salah seorang moderator mailing-list Apresiasi-Sastra@yahoogroups.com, tetap menampilkan semangat yang sama, bahwa melancong tak melulu tentang eksotika dan tamasya kuliner belaka.
Dengan gaya renyah, Sigit memperlihatkan nyali bertualang, perjalanan intelektual, catatan penemuan dan pergolakan batin, serta segebung bahan-bahan acuan. Hingga sang penyunting buku ini pun–sastrawan muda Puthut EA––merasa sah-sah saja jika ada pembaca yang mengeluarkan komentar, “Catatan perjalanan saja kok bahan bacaannya buanyaaak banget.”
*Oktamandjaya Wiguna | Utami Widowati, sumber: Koran Tempo – Minggu, 08 Juni 2008.
*Rehal buku: Menyusuri Lorong-Lorong Dunia: Kumpulan Catatan Perjalanan Jilid 2/ Sigit Susanto/ INSISTPress, 2008.