Dinamika Timpang Kapitalisme Agraria

Dinamika Timpang Kapitalisme Agraria*

Pertumbuhan produksi pangan dan populasi dunia, terutama enam dekade terakhir, menimbulkan ketimpangan global skala besar dalam pendapatan, kualitas hidup, dan produktivitas. Produksi pangan di satu sisi lebih dari cukup, tetapi di sisi lain banyak orang kelaparan. Begitu suatu negara menempuh industrialisasi, proporsi tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan. Kini mayoritas populasi agraria global ada di dunia ketiga. Ironisnya, negara-negara penghasil pangan justru kesulitan pangan.

Memahami perubahan agraria di era modern butuh analisis yang fokus pada kapitalisme dan perkembangannya. Kapitalisme di sini adalah sistem produksi dan reproduksi berdasarkan relasi sosial antara kapital dan buruh. Pemodal cenderung mengeksploitasi buruh guna mengejar laba, sementara buruh harus bekerja untuk bertahan hidup. Kompleksitas dan tantangan mengenai perubahan agraria di era modern ini dijelaskan dalam buku Dinamika Kelas dalam Perubahan Agraria (INSISTPress, 2015) karya Henry Bernstein. Buku ini pembuka Seri Kajian Petani dan Perubahan Agraria yang dikerjakan Initiatives in Critical Agrarian Studies (ICAS). Karya Bernstein dipilih jadi pembuka karena menyajikan lensa analisis ekonomi politik agraria dalam kajian agraria kontemporer. Bernstein konsisten menggunakan analisis kelas Marxian. Sampai saat ini kemiskinan global dapat disebut sebagai fenomena perdesaan karena tiga perempat penduduk miskin dunia ada di perdesaan. Kunci untuk mengatasi kemiskinan terkait erat dengan perlawanan kelas pekerja perdesaan terhadap sistem yang terus mereproduksi kemiskinan.

*Sumber: Harian Kompas – Sabtu, 1 April 2017.

*Rehal buku: Dinamika Kelas dalam Perubahan Agraria/ Henry Bernstein/ •Penerjemah: Dian Yanuardy, Muntaza, Stephanus Aswar Herwinarko •Penyunting Ahli: Gunawan Wiradi, Laksmi A. Savitri/ INSISTPress, 2015.