Description
Gerakan buruh independen di Indonesia bangkit kembali pada 1990-an setelah puluhan tahun penindasan. Aktivis mahasiswa dan LSM tampil di garda depan, mengorganisir buruh industri serta bersuara atas nama mereka. Serikat buruh mengemuka ke tengah gelanggang pergerakan pada 1998 ketika rezim otoriter Orde Baru tumbang. Tetapi, aktivis LSM perburuhan serta mahasiswa terus memainkan peran penting—dan acap diperdebatkan—dalam pembentukan kembali gerakan buruh.
Buku ini meneroka bagaimana para aktivis kelas-menengah bergumul menentukan dan memaknai posisi mereka dalam gerakan buruh yang terbentuk seturut sejarah panjang perdebatan sengit seputar peran kaum intelektual bukan-buruh. Buku ini melacak diskusi sejarah perburuhan Indonesia serta pemahaman para aktivis perburuhan mengenai pengorganisasian buruh yang berakar pada perdebatan antara kaum Leninis dan Revisionis.
Michele Ford menuliskan sumbangsih LSM dan kelompok mahasiswa terhadap kebangkitan aktivisme perburuhan, menjelaskan bagaimana kalangan aktivis dan kaum buruh memaknai peran mereka seturut perubahan yang berlangsung pada dasawarsa setelah lengsernya Soeharto. Kajian mendalam dan mendetail tentang gerakan buruh ini membukakan wawasan berharga bagi kita tentang sejarah, politik, dan sosiologi perburuhan Indonesia.