Description
“Alajar ni as ka’am anak-kanak, aya’ kami nina’ lindung tunggulan, bibet uwat-uwatan. Nina’ na as ka’am ai biharap, nina’ amun da’as ka’am alajar.”
“Belajarlah anak muda, karena kalau kami mati, akan hilang warisan obat-obatan untukmu. Siapa lagi yang engkau harap untuk masa depan, kalau engkau tidak mau belajar.”
Dingai, Nguwatan/Pawang Balian, Warga Dumaring Dumaring Kabupaten Berau.
Buku “Menapak Jalan Pertanian Berkelanjutan: Berpijak Tradisi Merajut Masa Depan” merupakan saripati pengalaman empiris bersama warga di lima komunitas dampingan Perkumpulan Menapak Indonesia yakni Kampung Sumber Mulya, Eka Sapta, Biatan Ilir, Karangan, dan Dumaring.
Perkumpulan Menapak Indonesia berikhtiar mengintegrasikan tata kelola konservasi hutan lindung yang dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan menerapkan sistem pertanian rendah emisi. Kegiatan ini bertemu pada satu titik yang saling menguatkan yaitu air. Hakikatnya, air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup, air mengalir dari sungai-sungai yang bersumber dari Hutan Lindung Dumaring yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan untuk kebutuhan rumah tangga dan irigasi persawahan.
>> opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:
- Menapak Indonesia Gelar Seminar Pertanian dan Bedah Buku | berau.prokal.co – Rabu, 29 November 2017.