Menapak Jalan Pertanian Berkelanjutan

Rp 75.000

Penyunting: Roedy Haryo Widjono AMZ
Tim peneliti dan penulis: Sholichul Hadi, Andika “Vaksina” Bahaduri, Ponidi, Atmajaya, Munanto, Wowon Muhamad Taufiq, Yadi Fathurohman, M. Sumantri, Nanang Sumadi, Sholatur Rahmat, dan Wahyudi
Kontributor foto: Yusron Saaroni, Irsyam Handoko, dan Oktibri Pribadi Desain sampul dan isi: Azka Maula
Penerbit: Menapak Indonesia & Pustaka Sempu
ISBN: 978-602-0857-50-3
Edisi: I, November 2017
Kolasi: 14 x 21 cm; xiv + 241 halaman

Description

“Alajar ni as ka’am anak-kanak, aya’ kami nina’ lindung tunggulan, bibet uwat-uwatan. Nina’ na as ka’am ai biharap, nina’ amun da’as ka’am alajar.”

“Belajarlah anak muda, karena kalau kami mati, akan hilang warisan obat-obatan untukmu. Siapa lagi yang engkau harap untuk masa depan, kalau engkau tidak mau belajar.”

 Dingai, Nguwatan/Pawang Balian, Warga Dumaring Dumaring Kabupaten Berau.

Buku “Menapak Jalan Pertanian Berkelanjutan: Berpijak  Tradisi Merajut Masa Depan” merupakan saripati pengalaman empiris bersama warga di lima komunitas dampingan Perkumpulan Menapak Indonesia yakni Kampung Sumber Mulya, Eka Sapta, Biatan Ilir, Karangan, dan Dumaring.

Perkumpulan Menapak Indonesia berikhtiar mengintegrasikan tata kelola konservasi hutan lindung yang dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dengan menerapkan sistem pertanian rendah emisi. Kegiatan  ini bertemu pada satu titik yang saling menguatkan yaitu air. Hakikatnya, air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup, air mengalir dari sungai-sungai yang bersumber dari Hutan Lindung Dumaring yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan untuk kebutuhan rumah tangga dan irigasi persawahan.


>> opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:

  • Menapak Indonesia Gelar Seminar Pertanian dan Bedah Buku | berau.prokal.co – Rabu, 29 November 2017.