Description
Buku ini berisi dua naskah drama; 1- Orang-orang Yang Bergegas, dan 2- Dua Penggerutu.
…. Masing-masing orang terburai, berserpih. Tubuh ini terbagi berkepingkeping dan tidak berbentuk lagi. Setiap keping tubuh ini adalah pasar….adalah pasar! Mereka mengincar, selalu mengincar, apalagi yang bisa dibelah dari kepingan-kepingan kedirian kita. Mereka membuatkan denah kebutuhan, membuat peta perjalanan yang harus kita tuju. Dan kita ti kemana-mana, kepingan-kepingan itu sudah terpancang pada kiblat-kiblat kecil. dan kita sibuk melayani permintaan kepingan-kepingan tubuh kita, rayuan-rayuan kepingan itu adalah kepastian yang harus kita penuhi. (Kutipan: Orang-orang yang Bergegas).
…. Ayo Kita menari, menghidupkan malam yang selalu datang mencekam, mencengkeram kita rapat, galak, tak terusik oleh apapun. Malam yang berlangsung penuh nista, penuh siksa. Banyak orang yang dibesarkan oleh sedih dan derita. Ayo kita terus menari kawan…kawan seperjalanan. Kita bertemu dalam kesementaraan, kita tidak tahu apakah esok, jika masih menyisakan pertemuan, apakah kita masih berbaring atau sudah saling menikam. Dunia berlangsung dalam kabut yang sulit ditembus pandang. Ayo, kawan satu luka…. Kita masih akan bersedih. Kita masih akan bersedih. (Kutipan: Dua Penggerutu) ***
Naskah Orang-orang yang Bergegas dipentaskan di 6 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta), Maret – April 2004, dengan Sutradara: Landung Simatupang, Puthut Buchori. Diproduksi oleh: Akademi Kebudayaan Yogyakarta & INSIST.
Opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:
- Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY) menggelar Orang-Orang Yang Bergegas: Pementasan Teater di Enam Kota, Maret-April 2004.
- Analisis Struktural Naskah Drama Orang-orang yang Bergegas Karya Puthut EA | Sumber: kompasiana.com – 14 Februari 2015.