Sekolah Itu Candu – Roem Topatimasang

Sekolah Itu Candu – Roem Topatimasang*

Sampai sistemnya matang dan mapan, sekolah akan tetap menjadi topik pembahasan yang menarik di sela-sela cangkir teh dan kopi. Hingga Indonesia berusia lebih dari setengah abad, sekolah belum menjadi lembaga pendidikan yang seharusnya. Malahan tampak menjauh dari hasil yang diharapkan.

Lewat Sekolah itu Candu, Roem Topatimasang memberikan gambaran mengenai sekolah dan lembaga pendidikan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dia menggunakan gaya bahasa semi cerpen dalam penyampaiannya. Melalui tokoh Sukardal yang datang dari tahun 2222, ia mendeskripsikan potret sekolah dari berbagai belahan dunia. Tokoh Sukardal ditampilkan di bagian awal dan di bagian akhir cerita. Di bagian tengah, Sukardal sama sekali tidak ditampilkan. Bisa dibilang diabaikan sepenuhnya.

Terlepas dari diabaikannya Sukardal, buku ini memberikan wawasan yang dalam tentang bagaimana seharusnya sekolah. Ia sebagai lembaga pendidikan belum 100% menghasilkan SDM yang terdidik.

Sekolah Itu Candu yang terbagi menjadi 16 bab termasuk prolog dan epilog menceritakan tentang sejarah sekolah, budaya sekolah, fenomena sekolah di Indonesia dan dunia, dan lain-lain. Roem juga membahas sekolah dari sudut pandang bisnis dan politik seperti diulas di bab “Dirikanlah Sekolah!”

Roem juga menyisipi beberapa teori tentang pendidikan yang berhubungan dengan bukunya. Beberapa di antaranya menggunakan kata-kata yang sukar dipahami orang awam. Bukunya menjadi buku yang sukar dicerna sekaligus mudah dicerna. Sukar dicerna karena terdapat kata ilmiah yang susah diterjemahkan. Mudah dicerna karena buku yang lebih mirip laporan jurnalistik itu disajikan dalam bahasa yang enak dibaca.

Di bab Sekolah Disana-Sini, Roem menyinggung tentang sekolah yang tidak punya mata pelajaran baku, tidak punya jadwal, tidak punya kelas resmi, tidak ada ujian kolektif, namun banyak menghasilkan lulusan-lulusan ilmuwan jago kelas dunia dan juga peraih nobel. Uniknya, nama universitas ini justru tidak begitu terkenal. Manakah sekolah itu? Rahasia dong.

“Mengapa untuk ikut ujian saringan masuk universitas saja, seorang siswa lulusan SLTA masih merasa perlu mengikuti kursus-kursus bimbingan tes di luar sekolah yang menjamur dan semakin mahal pula? Mengapa seorang sarjana masih mesti mengikuti latihan kerja khusus untuk menyesuaikan diri dengan dunia pekerjaan yang dilamarnya?”

Sejujurnya saya sendiri beberapa kali melewatkan kalimat dan paragraf yang mengandung teori pendidikan karena tidak sepenuhnya memahaminya. Juga karena teori pendidikan bukanlah jenis teori yang menarik perhatian saya.

Roem Topatimasang dilahirkan di Masamba, Sulawesi Selatan pada tanggal 20 Mei 1958. Selama menjadi mahasiswa di IKIP Bandung, ia aktif terlibat di beberapa organisasi kemahasiswaan dan termasuk sering mengikuti unjuk rasa. Ia tipikal mahasiswa yang aktif, kritis, dan vokal dalam menyuarakan pendapatnya.

Dengan membaca buku ini, Anda akan memilki pandangan yang berbeda mengenai sekolah. Khususnya Anda yang cukup beruntung dan bisa menikmati pendidikan dengan mudah.

*Lansir dari: bibliodit.wordpress.com – 19 April 2016.

*Rehal buku: Sekolah Itu CanduRoem Topatimasang/ INSISTPress, 2007.