Description
“Membaca pembukaan novel ini serasa mendengarkan dimulainya lantunan musik lembut, yang tetap mengalun di sepanjang alur cerita. Itulah mengapa aku menyukai novel ini. Alunan musik nan lembut tetap terlantun, dalam suasana yang sesak dengan amarah dan kedengkian sekalipun.” Fatema Mernissi
***
Sebagaimana layaknya sebagian besar perempuan di Nigeria, Amina dipaksa menikah dengan seorang laki-laki yang bahkan tidak dikenalnya. Sebagai istri keempat dari seseorang yang sangat kaya dan berkuasa. Pada awalnya Amina larut dalam rutinitas kehidupan yang nyaman, hingga rutinitas kehidupan tersebut mulai terasa sebagai kungkungan pesimisme.
Amina tidak menyadari kemampuannya untuk mengubah dunia. Hingga kemudian Amina mendapatkan kekuatan dalam dirinya dan mulai berjuang untuk mengubah dunia tidak dengan kemarahan-melainkan melalui pemahamannya yang murni dan sederhana. Dan memang itulah salah satu cara terbaik untuk mengubah dunia. Seperti yang dikatakan sendiri oleh Amina: “Kita harus terus berjuang. Kita tidak punya pilihan. Dalam hati kita, ada masa depan yang harus kita lahirkan. Dunia yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil!”
Membaca fiksi memang seperti melakoni sebuah permainan yang membuat kita mampu memaknai berbagai peristiwa. Begitu pula yang Mohammed Umar ungkapkan kepada pembaca melalui Amina, yang mengajak kita memahami makna, melalui pandangan lembut Amina kepada dunia politik yang selintas terlihat sebagai dunia jungkir balik.
Opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait:
- Kemampuan Mengubah Dunia | Sumber: Suara Pembaruan – 04 Februari 2007.
- Perempuan Pengubah Dunia | Pikiran Rakyat – Rabu, 14 Februari 2007.
- AMINA, Sebuah Novel | www.icrp-online.org.
- Amina | Majalah MATABACA – Vol.5/No.07/Maret 2007.
- Jerit Perempuan Nigeria | meysanda.wordpress.com – 30 April 2008 .
- Setia Dipoligami, Setia Bela Hak Perempuan? | Kompasiana – 09 November 2010.
- Perempuan Dalam Diri Amina | travelinmee.wordpress.com – 10 Agustus 2012.