Description
“Nitopotove kami mpu ngena pae hi pade bulava”
(Kami lebih menyayangi padi daripada emas)
–Orang Tompu–
Orang Tompu adalah satu komunitas peladang tradisional di dataran tinggi Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka masih mempraktikkan penuh sistem perladangan tradisional yang sarat ritual, kearifan lokal, dan terbebas dari asupan kimiawi buatan. Namun, mereka bukanlah suatu komunitas yang terasing sama sekali dengan dunia luar. Kampung mereka hanya berjarak 12 kilometer dari Kota Palu. Mereka sudah mengenal sepedamotor, televisi, bahkan telepon seluler. Anak-anak mereka bersekolah. Secara resmi, mereka pun sudah terdaftar sebagai pemeluk Islam atau Kristen. Tetapi, hampir seluruh sistem sosial, tata-ruang kehidupan dan pengelolaan sumberdaya alam mereka, masih tetap teguh mempertahankan tradisi aslinya.
Buku kecil ini memperkenalkan ‘Dunia Orang Tompu’ yang kini berada di tapal-batas tipis dua peradaban yang terlalu sering bertentangan: tradisi dan kemoderenan.
DAFTAR ISI: ♦PEMBUKA: Belajar Agar Tidak Durhaka | ♦Dekat di Mata, Jauh di Kaki | ♦Alam & Manusia | ♦Perbintangan | ♦Ruang Kehidupan | ♦Padi Yang Mulia | ♦Perladangan Padi | ♦Nokato | ♦Bangunan Tradisional | ♦Sekilas Kehidupan Sosial | ♦Mebui & Vunja | ♦PENUTUP: Pelajaran dari Tompu | ♦Tim Belajar Tompu | ♦Galeri: Emas Orang Tompu | ♦Sisipan Video: Mebui, Notuda, Nokato
Diterbitkan sebagai bagian dari kerjasama riset antara Perkumpulan Bantaya, Palu, i-i-network (Research and Action for Community Governance), Jepang, dan INSISTPress, Yogyakarta.
>> opini, komentar, ulasan, dan tulisan terkait:
- Syair untuk Sebutir Padi | Lansir dari Facebook/Saleh Abdullah – 4 September 2012.
- Peluncuran buku ‘Dunia Orang Tompu‘ dalam 100 Days of Hedar Laudjeng – 17 Oktober 2012.
- Ritual Perladangan Orang Tompu | Koran Bisnis Indonesia – 21 Oktober 2012.