Membangun Kesadaran Kritis: Kisah Pembelajaran Partisipatif Orang Muda

Penulis: Nurhady Sirimorok
Penyunting: Fitri Indra Harjanti
Penerbit: INSISTPress
ISBN: 978-602-8384-42-6
Edisi: I, November 2010
Kolasi: 14x21cm; xii+225 halaman

Description

Buku ini berisi kisah pengalaman lapangan sekaligus hasil analisis penulis, salah seorang aktivis organisasi RUMAH KAMU sekaligus perancang dan fasilitator program Youth Camp. Di dalam buku ini, kita akan terbawa langsung ke dalam kisah-kisah penulis dan rekan-rekannya ketika memfasilitasi para orang muda berproses bersama di dalam sebuah pembelajaran partisipatif.

Buku ini sangat penting bagi para fasilitator dan calon fasilitator, orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan alternatif dan mereka yang tengah mengembangkan konsep pembelajaran partisipatif, dalam hal ini tentu saja termasuk para guru, baik guru di sekolah formal, maupun guru di mana saja. Terakhir, buku ini juga tentu saja akan sangat bermanfaat bagi kita semua; para pembelajar. ***

“Ini nak, cat dan kuas, gambarlah seperti contoh ini.”
“Ini nak, cat dan kuas, gambarlah apa yang kamu suka.”
Konsep berdaya secara tajam dibedakan Nurhady antara kemampuan meng-copy dan self-determination. Membaca bukunya, saya merasa menjadi peserta Youth Camp namun di lain waktu merasa seperti penulis, keduanya sama-sama bertransformasi. Saya yakin Youth Camp mampu membawa anak menemukan dirinya sendiri, mencintai alam dan sesama, namun saya rasa harus diulang-ulang, dan sesekali harus tanpa fasilitator. (Butet Manurung – Penulis Buku Sokola Rimba)

Bacaan wajib peserta didik! Buku ini menggugat paradigma berpikir kita tentang institusi pendidikan yang bernama Sekolah. Sekolah hanyalah salah satu tempat belajar. Kebetulan saja lembaga tersebut resmi dari pemerintah. Youth Camp hadir memberi penyadaran bahwa belajar bisa di mana saja dan kapan saja, tidak monoton di dalam kelas. Setelah mengikuti program Youth Camp, saya jadi sadar bahwa belajar semestinya tidak menjadi paksaan seperti yang terjadi di sekolahan. Belajar adalah sebuah kebebasan. Kita bisa belajar kapanpun kita mau dan apapun kita ingin. Sadarkah kita selama ini bahwa sekolah telah membunuh kreativitas kita. Di sana (sekolah), orang-orang berkompetisi demi melahirkan satu pemenang. Bagaimana nasib mereka yang kalah? Buku yang menggugat! (Nur Muhammad Ahmad – Alumni Program Youth Camp 2005)


>> opini, komentar, ulas buku, bacaan terkait: