Description
Senjata Kami adalah Upacara Adat merupakan suara lima Nausus—perempuan pejuang tanah airnya yang berdiri di garda depan melawan perusakan alam dan perampasan ruang hidup rakyat. Dari gunung batu Mollo yang dilindungi Mama Aleta, kebun sorgum yang dirintis Maria Loretha di Adonara, pulau Sangihe yang dibela Jull Takaliuang, hutan Gunung Kerasik yang dijaga Mardiana, sampai alam pegunungan Kendeng yang dipanggil ikut berjuang bersama Gunarti dengan doa dan pelambang tubuh-alam.
Buku ini lahir dari proses panen pengetahuan, menggali kebijaksanaan yang tertanam dalam ingatan, tubuh, dan laku, oleh mereka sendiri, dan tampil dalam bentuk ungkapan kata-kata. Di sini, ungkapan pelambang dan mantra menjadi senjata budaya perempuan dalam merawat kehidupan, menyemai harapan, dan meneruskan perlawanan.
***
Selama mereka masih berdiri, Masyarakat Adat belum kalah. Dan tidak akan pernah sendiri.
—Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)