Description
Jurnal WACANA No.35/2017 | Ekologi Politis Air: Akses, Eksklusi, dan Resistensi
Sumberdaya air terus mengalami komodifikasi seiring proses produksi dan reproduksi sistem kapitalisme dewasa ini. Akibatnya, krisis air—baik dalam arti kelangkaan, kelebihan, pencemaran maupun tersingkirnya warga untuk mengakses kawasan perairan—terus membayangi kehidupan di sekitar kita. Fenomena ini menjadi konsekuensi bukan dari siklus alamiah air itu sendiri, melainkan dari karut-marut tata pengurusannya. WACANA edisi ini menggunakan pendekatan ekologi politis untuk membongkar proses-proses akses, eksklusi, dan resistensi dalam kerangka relasi kuasa yang melingkupi tata pengurusan sumberdaya air di Indonesia. Pendekatan kritis ini mengusung agenda emansipasi sebagai konfrontasi terhadap ragam bentuk marginalisasi akibat tata pengurusan air yang bercorak kapitalistis.
Daftar Isi:
- Pengantar | Ekologi Politis Air: Akses, Eksklusi, dan Resistensi | Bosman Batubara
- Kajian | Jihad Berkonstitusi: Muhammadiyah dan Perjuangan Konstitusional Melawan Komodifikasi Air | Yance Arizona & Ibnu S. Chandranegara
- Kasus | Neoliberalisasi Kawasan Perairan Teluk Benoa: Sebuah Catatan Kritis atas Praksis Perlawanan di Bali | Agung Wardana
- Kasus | Air dan Dialektika Kota Pariwisata: Merebut Hak atas Kota dan Air di Yogyakarta | Wahyu Kusuma Astuti
- Kasus | Tanggul Laut Raksasa Jakarta dan Perampasan Kedaulatan Nelayan di Negeri Bahari | Elisabeth Augustina Issantyarni
- Kasus | Taman Nasional, Fracking, dan Reorganisasi Teknik Pendisiplinan Akses atas Air: Basis Argumentasi Penolakan Rencana Esktraksi Panas Bumi di Gunung Ciremai| Fuad Faizi & A. Syatori
- Kasus | Basa-Basi Kepengaturan Kawasan Danau Toba | Delima Silalahi
- Rehal | Privatisasi Air Bukan Obat Mujarab [Tinjauan buku Privatizing Water: Governance Failure and the World’s Water Urban Crisis karya Karen Bakker] | Ciptaningrat Larastiti
WACANA edisi ini diterbitkan atas kerjasama dengan Siemenpuu Foundation.
>> edisi lainnya, lihat daftar jurnal WACANA