Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya

Rp 65.000

Description

Jurnal WACANA No.26/2011 | Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya

Kompleksitas penyusunan atau revisi tata ruang terutama terjadi di wilayah-wilayah yang kaya sumberdaya alam. Tarik-menarik kepentingan, bahkan adu kekuatan antara korporasi dengan masyarakat adat dan lokal, baik melalui ekspansi langsung maupun politik pemilihan kepala daerah, terlihat nyata sekali. Karena itu, arena tata ruang telah bermetamorfosis menjadi pertarungan ekonomi-politik pencarian rente dan unjuk kuasa modal. Di banyak wilayah pun awam terjadi, ruang hidup warga semakin sempit lantaran dijepit beragam konsesi korporasi pengeruk sumber kekayaan alam. Tidak mengherankan apabila gerakan pemetaan partisipatif, salah satunya, perlu didorong sebagai bagian penting dalam gerakan masyarakat adat untuk mendapat pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat. Peta partisipatif adalah peta yang diproduksi rakyat untuk melawan peta yang diproduksi negara dan korporasi di berbagai sektor: kehutanan, pertambangan, perkebunan, pertanian, perairan, dan konservasi.

Ya, ketidakadilan penguasaan dan akses terhadap ruang, pada saat yang sama telah menimbun sederet panjang konflik sosial dan tenurial, memakan korban terutama warga miskin, yang sekaligus kerapkali dituduh kriminal (‘perambah hutan’, ‘pencuri brondong sawit’ atau ‘pencuri kayu bakar’). Warga pun terasing dari kampung halaman sendiri, berhadapan dengan aparat dan alat-alat kekerasan, serta diusir dari tanah sumber kehidupan. Enam tulisan dari enam penulis dalam Jurnal WACANA edisi ini merekam kenyataan tersebut, menguraikan persis bagaimana politik tata ruang di Indonesia, bagaimana praktik modal menguasai ruang, dan bagaimana ketidakadilan ruang telah menjadi ancaman nyata bagi kelestarian alam sekaligus berkontribusi pada pelenyapan identitas dan sumber kehidupan warga.

(RIVANI NOOR dan LUBABUN NI’AM, Pengantar: Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya, h.2-6)

Daftar Isi:

  • Pengantar | Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya | Rivani Noor & Lubabun Ni’am | h.2-6
  • Kajian | Politik Ruang dan Penguasaan Tanah untuk Pangan | Laksmi Adriani Savitri | h.7-26
  • Kajian | Melawan Sang Panglima, Salah-urus Sektor Tambang dan Respons Warga di Indonesia | Siti Maimunah | h.27-48
  • Kajian | Cap Buruk Perkebunan Sawit: Berawal dan Berakhir di Penataan Ruang | Jefri Gideon Saragih | h.49-72
  • Kajian | Mengakui Kedaulatan Masyarakat Adat atas Hak Hidup melalui Pemetaan Partisipatif | Kasmita Widodo | h.73-88
  • Kasus | Penataan Ruang, Pembentukan Subjek, dan Penerapan Kekuasaan di Pulau Siberut 1969-1998 | Darmanto | h.89-124
  • Kasus | Menyerahkan Hutan ke Pangkuan Modal: Studi Kasus Provinsi Riau | Raflis | h.125-164

>> edisi lainnya, lihat daftar jurnal WACANA